Ahh..ramadhan kali ini ana rasakan tidak sebaik ramadhan tahun lalu, hari-hari yang ana lalui dalam ramadhan kali ini begitu kering dan hampa, shaum ana seperti hanya mendapatkan rasa dahaga dan lapar saja, hati dan pikiran ana telah terkontaminasi dengan keinginan-keinginan yang seperti tak berujung, kehidupan dunia telah menguasai sebagian besar pikiran ana, nyaris ramadhan kali ini tidak ana isi dengan kegiatan-kegiatan yang membawa diri ana menuju pada pendewasaan spiritual, dan entah…apa ana bisa mengisi malam-malam panjang dipenghujung ramadhan kali ini dengan beri’tikaf, sebagai upaya diri ana untuk beristirahat sejenak, mencurahkan jiwa, raga dan pikiran ana untuk memperbanyak bertaubat dan mohon pengampunanMU, fokus dan total untuk beribadah agar ana bisa disebut sebagai hambaNYA.
Ramadhan kali ini ana tidak bisa lagi berkumpul dengan saudara ana dalam kegiatan Liqo pekanan, karena pekerjaan mengharuskan ana baru bisa kembali kebekasi setiap sabtu siang, ana juga tidak bisa melewati hari-hari ramadhan dengan berkumpul bersama keluarga ana, kegiatan-kegiatan tahun lalu praktis seperti menguap begitu saja, dan dalam kesenjangan sering kali terlintas dalam benak ana, yang mengharuskan ana jadi berpikir, apa yang sebenarnya ana cari selama ini? Ketika kemudahan-kemudahan dan pertolongan Allah datang bertubi-tubi kepada ana, tetapi ana hanya menghabiskan waktu pagi dan petang untuk perbuatan tak berarti, apa seperti ini keberkahan dan Ridho Allah bisa ana raih? Ana ibarat menanam rumput dan mengharapkan tumbuh padi, padahal seharusnya ana menanam padi, niscaya rumput akan tumbuh disela-sela padi, ahh…kehidupan dunia kembali mempesona pelupuk mata ana, apa karena kedua mata ana sudah kembali bisa melihat, waduh…bagaimana ana bisa mengimplimentasikan ayat berikut :
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat) –Ku”.
( سورة البقرة , Al-Baqarah, ayat 152)
Waduh… apa ana sudah menjadi mahluk yang bersyukur? kalau ramadhan kali ini hanya ana lewati dengan biasa-biasa saja, tidak ada greget sedikitpun, dan apa mungkin ana bisa menikmati lagi ramadhan di tahun berikutnya? Bisa saja hari ini, besok atau mungkin semenit lagi ana mati, padahal ana ingin mati dalam keadaan baik-baik dan secara baik-baik.
Kebetulan saat ini, disini langit berwarna kelabu, hati ana pun turut menjadi kelabu, sekelabu ramadhan kali ini, ana hanya bisa berharap banyak bahwa esok hari langit tidak lagi berwarna kelabu, dan disisa ramadhan yang masih 22 hari ini bisa ana jalani dengan penuh kepatuhan, sepatuh-patuhnya. Karena dibalik warna kelabu masih menunggu warna jingga untuk bisa kita nikmati.
Mudah-mudahan ana masih bisa berperan aktif di kegiatan Ramadhan Nurul Firdaus, dan amanah yang diemban kepundak ana bisa tuntas ana tunaikan, dan bisa menjalani I’tikaf dengan lebih baik dan sebaik-baiknya dibanding tahun lalu.
Karena…apalagi yang kita cari di ramadhan kali ini? Kalau bukan untuk totalitas dalam beribadah, karena kita memang belum pantas untuk disebut hamba Allah.
Selasa, 17 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar