Selasa, 06 Juli 2010

Melihat dengan telinga, mendengar dengan mata

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
( سورة الأعراف , Al-Araf,ayat 179)

Allah telah mentakdirkan dan sudah menjadi sunatullah, bahwa fungsi mata adalah untuk melihat, dan fungsi telinga adalah untuk mendengar
Dan amat sangat mustahil ketika fungsi tersebut diatas menjadi terbalik, tapi bukan tidak mungkin hal tersebut bisa terjadi pada kasus dan keadaan tertentu, yaitu ketika salah satu anggota tubuh tersebut tidak berfungsi secara maksimal, atau dalam suatu keadaan yang sangat memaksa untuk menggunakan anggota tubuh lain yang bukan bertugas pada fungsinya.

Mungkin contoh kasus begini, ketika kita terjebak dalam suatu tempat yang gelap gulita dan tidak punya alat bantu penerangan sedikitpun, pada saat itu fungsi mata tidak bisa berfungsi sama sekali, lalu..bagaimana kita bisa berjalan dalam kegelapan tersebut? Itulah maha besarnya Allah SWT, ketika salah satu indera kita tidak berfungsi, indera yang lain mengambil alih fungsi tersebut, dalam kegelapan telinga berfungsi sebagai penglihatan, kita berjalan dalam gelap gulita dan telinga berfungsi sebagai guidance yang membimbing kita dalam berjalan, seperti orang buta yang menggunakan pendengarannya sebagai pengganti mata.

Bisa jadi, ketika kita mampu melihat dengan telinga dan mendengar dengan mata, kualitas iman kita akan menjadi setingkat lebih tinggi dan sebagai satu sarana menuju PUNCAK TERTINGGI, bayangkan ketika telinga kita telah mampu melihat semesta alam yang seperti tak berujung ini, dan mata kita telah mampu mendengar kedalaman hati kita, yang lebih dalam dari palung laut yang terdalam.

Dan, bisa jadi juga dengan keterbalikan fungsi tersebut, justru akan memicu dan memacu anggota tubuh yang lain, yang awalnya tidak berfungsi menjadi berfungsi maksimal. Misal hati kita yang kotor akan menjadi semakin bersih, yang bersih semakin bening, yang bening semakin bercahaya, yang bercahaya akan ditambah lagi dengan cahaya, hingga hati menjelma menjadi “cahaya diatas cahaya”.

Kalau sudah begini, barangkali kita tidak butuh lagi mata untuk melihat, karena hanya melihat yang sudah seharusnya untuk dilihat, tidak perlu lagi telinga untuk mendengar, karena hanya mendengar yang patut untuk didengar, hingga kita bisa melihat dengan telinga dan mendengar dengan mata, karena hati kita kini sudah memiliki mata dan telinga, dan Allah akan menurunkan sakinah dalam hati kita dan menambah keimanan kita atas keimanan yang sudah lebih dulu ada.

“Dia-lah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).”
( Al-Fath, ayat 4)


Mata ini masih mampu melihat
Tapi….Mata ini masih belum bisa mendengar
Hanya bisa mendengar
Gemerisik suara hati yang meronta
Karena masih ada amarah…
Masih punya keangkuhan….
Masih terselip dendam kesumat…..
Masih saja ada khianat….

Telinga ini masih mampu mendengar
Tapi……Telinga ini masih belum bisa melihat
Hanya bisa melihat
Gejolak suara hati yang membakar
Karena masih ada durjana….
Masih punya hawa nafsu…
Masih terselip sumpah serapah
Masih saja ada khianat….

Mata ini masih saja untuk melihat
Telinga ini masih saja untuk mendengar
( hati ini masih saja untuk…………… )

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"