Kita ingin fase kehidupan yg selalu mengalami peningkatan. Peningkatan secara keuangan, karir, jabatan, keilmuan dan lain-lain. Kita, juga selalu ingin mendapat tambahan waktu, tambahan usia, tambahan semua yg kita sukai, yg sepintas menjadi kunci kebahagian hidup. Tapi, sebenarnya seorang muslim sebaiknya berdo`a dan berharap pada Allah SWT agar memberikannya 'keberkahan' dalam semua urusannya.
Barakah artinya, adanya kebaikan yg Allah berikan pada sesuatu. Bukan pada nominal dan materinya. Keberkahan itu, jika ada pada sesuatu yg sedikit,nilanyabisa menjadi banyak. Dan bila ada pada sesuatu yg banyak, nilainya bisa lebih banyak lagi. Buah keberkahan hidup yg paling besar adalah ketika kita menggunakan sesuatu untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.
Bagaimana kiat kita memperoleh keberkahan dalam bekerja atau berusaha, mungkin seperti yang banyak disampaikan dan dijelaskan dalam buku-buku tentang motivasi, yaitu bekerja atau berusaha dengan prinsip “FAST”, yaitu singkatan dari Fathonah (Cerdas), Amanah (Dapat dipercaya), Shiddiq (Benar) dan Tablig (Menyampaikan).
Yang barangkali dapat dijabarkan seperti berikut (Menurut apa yang bisa ana terjemahkan dan jabarkan, jadi bisa uraian tersebut benar atau salah) :
Fathonah, kecerdasan mutlak diperlukan dalam bekerja dan berusaha, Cerdas disini bisa berarti tidak saja mempunyai daya pikir dan daya nalar yang mumpuni, tapi juga dituntut untuk cerdas dalam memanage waktu, memprioritaskan tugas-tugas yang diberikan, cerdas dalam bersikap.
Amanah, dalam bekerja dan berusaha kita harus mengkedepankan komitmen, konsekwen, dapat menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu, loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaan kita, sehingga kita layak dipercaya untuk mengemban setiap diberi tanggung jawab.
Shiddiq, benar dalam bertindak, berbicara dan bekerja, jujur dalam mengemban tugas dan tanggung jawab, tidak berlaku curang.
Tablig, menyampaikan segala sesuatu pada porsinya dan proposional, tidak ada yang dikurangi atau dilebihkan.
Keberkahan itu unik. Karena nilainya tak terukur dengan angka. Simaklah uraian Ibnul Jauzi yg bermakna dalam dan menyentuh tentang dimensi keberkahan, yg ditulis dalam kitab *shaidul khatir * yg terkenal itu. Katanya, "Tidaklah engkau pernah mendengar bahwa jika engkau tinggalkan sesuatu karena Allah. Maka Allah akan menggantikannya untukmu dengan sesuatu yg lebih baik? Tidaklah engkau bisa mengambil pelajaran dari orang lain? Tidaklah engkau melihat dan perhatikan betapa banyak orang yg memiliki angan-angan bertumpuk tapi ia belum pernah secuilpun memperoleh angannya itu. Tidaklah engkau melihat betapa banyak
alim yg mengumpulkan kitab dan buku-buku, namun ia tidak pernah mengambil manfaat dari tumpukan kitabnya? Berapa banyak orang yg mengambil manfaat dari kitab-kitab padahal ia sendiri hanya memiliki sejumlah kecil kitab? Berapa banyak orang hidupnya sangat menyenangkan, padahal ia hanya memiliki uang sejumlah dua dinar? Pada saat yg sama banyak orang yg uangnya bertumpuk-tumpuk tapi hidupnya begitu meresahkan dan berantakan? Tidaklah engkau cukup cerdas untuk menangkap kejadian orang yg meringankan perkara di satu sisi Allah cabut
dari banyak sisi yg lain. Tidaklah engkau melihat seseorang memaksa keluarganya mengeluarkan uang berkali lipat lebih banyak daripada apa yg pernah ia dapatkan dari usahanya yg tidak halal?
Konon, ketika kita mendapat sesuatu dengan cara yang haram, dan masuk kedalam tubuh kita, bermetabolisme dalam tubuh yang merubahnya menjadi saripati makanan, asupan gizi, karbohidrat, yang menyatu dan mengalir dalam darah, mengendap menjadi daging, bisa dibayangkan...sekujur tubuh kita menjelma menjadi sosok manusia yang haram, dan menjadi haram untuk menginjakan kakinya disurga, Audzubillah min dzalik…
Mudah-mudahan kita bisa terhindar dan menghindar dari sesuatu yang haram untuk bisa memasuki tubuh kita lewat makanan yang haram, makanan yang diperoleh dari perbuatan yang tidak dibenarkan secara syar’i.
Mari mencari dan berburu keberkahan dari Allah SWT..
Lalu apalagi yang kita cari? Selain keberkahan….
Selasa, 06 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar