Banyak orang yang tidak jadi melangkah atau melanjutkan perjalanan yang masih panjang, hanya karena otak kecilnya berpikir bahwa kita tidak mampu untuk terus berjalan karena adanya keterbatasan.
Keterbatasan bisa meliputi berbagai elemen, bisa keterbatasan fisik, keterbatasan financial, keterbatasan penglihatan, keterbatasan pendengaran, keterbatasan tenaga atau mungkin keterbatasan daya pikir.
Keterbatasan-keterbatasan ini kadang memenuhi otak kita. Yang alih-alih membuat kita jadi tidak nyaman untuk berinteraksi, bersinergi atau mungkin berkolaborasi, tapi siapa yang menyangka bahwa seorang Bill Gates bisa menjelma menjadi manusia terkaya di planet ini dan Microsoft Corp. bisa membius dunia dengan menguasai hampir 80% pangsa pasar software dunia, karena hanya dimulai dari sebuah garasi kecil yang sudah tidak terpakai, dan bagaimana Ludwig van Bethoven bisa menjadi Komposer Besar dalam keheningannya karena pendengarannya yang terganggu, bagaimana Stephen Hawking dapat menjadi Fisikawan ternama dunia dalam ketidak mampuan fisiknya yang harus ditopang dengan kursi roda, Stevie Wonder yang terbatas penglihatannya dapat menjadi penyanyi terkenal, sampai ada pepatah yang mengatakan “Cinta itu buta kata Stevie wonder”, dan contoh lainnya yang bisa kita lihat, dengan segala keterbatasan bisa menggapai apa yang dicita-citakan.
Jadi tidak usah ragu untuk memulai apa yang kita inginkan, kita harus mengambil sikap dan konsisten terhadap sikap yang akan kita tempuh, ketika ana masih bekerja Kontraktor BUMN, ana banyak belajar dari atasan ana saat itu, yang banyak memberi masukan dan pelajaran berharga untuk bisa memaksimalkan segala keterbatasan dalam pengelolaan sebuah proyek, beliau seorang alumnus ATPU Cirebon, dan punya perjalanan karir yang mumpuni, berawal dari seorang Pelaksana lapangan hingga bisa menjadi Project Manager, karena kepiawaiannya mengelola sebuah proyek.
Ada satu sikap beliau yang menjadi satu pelajaran untuk ana, ketika karirnya terus berkembang, dalam sebuah obrolan disela-sela makan siang beliau berujar : “ Am, ada satu cita-cita saya yang belum terwujud, yaitu menjadi Dosen “ karena beliau hanya tamatan D3, disela kesibukannya beliau menyempatkan diri untuk kembali kuliah untuk melanjutkan kejenjang S1 pada Program Extension Universitas Indonesia, ana sempat membantu juga untuk Tugas Akhir beliau, setelah lulus beliau berkeinginan untuk melanjutkan kuliah S2 untuk Program Management Proyek di Universitas Indonesia, ketika keinginan tersebut disampaikan ke Dewan Direksi, Dewan Direksi menolak karena beliau sudah dipromosikan untuk menjadi Kepala Cabang Area Indonesia Timur yang berkedudukan di Ujung Pandang dan mereka memberi dua opsi, menjadi Kepala Cabang Kontraktor BUMN tersebut untuk Area Indonesia Timur, atau melanjutkan kuliah S2 dengan syarat berhenti berkarir di perusahaan tersebut.
Beliau kemudian memutuskan untuk mengakhiri karir di Perusahaan BUMN tersebut dan melanjutkan kuliah S2 nya, ana juga masih sempet membantu menyelesaikan Proyek untuk Program S2 beliau, saat ini beliau menjadi Dosen di beberapa Perguruan tinggi Swasta di Jakarta dan menjadi Instruktur untuk instansi terkait.
Dan satu lagi pelajaran dari beliau adalah memaksimalkan sebuah keterbatasan, dalam sebuah Proyek adakalanya kita terkendala oleh sebuah aliran dana yang tersendat, beliau mengajari sebuah trick ketika dana terbatas tapi tidak mengganggu progress pekerjaan. Dan beliau juga mengajari bagaimana sisa-sisa material proyek bisa digunakan untuk kepentingan lain, beliau punya sebuah rumah yang dibeli dengan harga 60 juta pada saat itu dan dengan material sisa proyek dan bongkaran proyek, beliau kembali membangun rumah tersebut, yang akhirnya bisa terjual dengan harga 300 juta.
Berdasarkan pelajaran ini, hal-hal tersebut yang coba ana tanamkan pada anak-anak ana, ketika orang tua mempunyai keterbatasan untuk memfasilitasi kebutuhan anak, maksimalkan keterbatasan ini untuk memacu potensi yang kita miliki.
Alhamdulillah, dengan segala keterbatasan, anak ana Gibran bisa mandiri sejak SMA, ana tidak butuh biaya banyak untuk membiayai pendidikannya, selain dapat bea siswa untuk Program Future Leader atau PPSDMS Angkatan Ke IV, saat ini dia sedang sibuk berwira usaha dalam bidang agro bisnis memproduksi Pupuk Kompos dan mempunyai binaan para Petani Mandiri di daerah Sumedang.
Mudah-mudahan keterbatasan yang kita miliki bukan menjadi alasan untuk tidak berbuat, dengan keterbatasan ini ana coba mempercantik rumah ana, eh….yang ada malah bener-bener sampai batas, tidak bisa melanjutkan lebih jauh lagi, hahaha……
Selasa, 09 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar