Sayyid Qutub berkata : “Siapa yang hidup bagi dirinya, akan hidup sebagai manusia kecil, dan mati sebagai manusia kecil”, setelah membaca kalimat ini sempat kepikiran juga, dan mulai asyik berpikir, melakukan ‘flash back’ semua perjalanan yang pernah dijalani, apa selama ini ana hidup untuk diri ana sendiri, atau ana sudah berbuat banyak untuk hidup orang lain, karena “Siapa yang hidup bagi orang lain, hidup sebagai manusia besar dan takkan mati selamanya”.
Ternyata hidup bukan hanya sekedar mencari makan, menikah dan lalu mempunyai keturunan, hidup tidak sesederhana itu, tapi bagaimana kita bisa mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya, dan berbuat banyak untuk hidup orang lain, barangkali ini yang dimaksud dengan falsafah ‘Hablu minannas’. Kita harus selalu berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan, lalu…bagaimana mereka yang hidup dalam dunianya sendiri, menarik diri dari pergaulan dan bersikap ‘Anti Social’, bahkan untuk bertegur sapa saja enggan.
Dahulu ana punya motto ‘bekerja keraslah untuk duniamu, jangan lupakan urusan akhiratmu’ ternyata sangat tidak banyak membantu mengatasi masalah-masalah yang bersinggungan dengan hati, boro-boro tidak melupakan urusan akhirat, malah urusan akhirat sama sekali tidak ada dalam agenda ana, makanya sekarang ana coba balik menjadi ‘bekerja keraslah untuk akhiratmu, dan jangan lupakan urusan duniamu’ dan benar-benar ‘amazing’, banyak hal-hal yang diluar kapasitas otak ana, bisa terjadi yang secara teori ataupun logika, mustahil bisa terjadi, atau ini yang disebut ‘Barakallah’? Walau perlahan tapi pasti, ada perubahan yang terjadi dalam setiap lini.
Tapi…bukan mutlak sebagai keinginan ana untuk menjadi ‘manusia besar’ karena jelas kapasitas ana tidak akan sampai pada posisi ini, ana cuma ingin berbuat baik dan menjadi lebih baik, dan bisa mati dalam keadaan baik-baik. Apalagi sampai bisa menjadi bagian dari sejarah, waduh…..merupakan suatu hal yang amat musykil bisa terjadi.
Paling tidak ana memang manusia besar dibanding para balita, hehehe….atau barangkali antum yang akan menjadi manusia besar pada generasinya.
“Manusia itu bagai rombongan seratus onta, hampir-hampir tak kau temukan ada yang layak diantara mereka untuk jadi penggembala”. ( Al Hadist )
Hadist ini menggambarkan, bagaimana kita dituntut untuk bisa meruntuhkan ‘Status Quo’ seratus onta, dan bisa menemukan orang yang tepat sebagai ‘Leader’, syukur-syukur malah kita yang bisa menjadi Leader, mudah-mudahan antum merupakan salah satu orang yang diketemukan dan atau menjelma menjadi ‘Manusia besar’……Who Knows?
Senin, 07 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar