Rabu, 23 Desember 2009

Hari Ibu, Peranan Sentral dan Pribadi yang luar biasa

Kemarin, tepatnya tanggal 22 Desember bertepatan dengan ‘Hari Ibu’, suatu hari yang dikhususkan untut mendedikasikan peran wanita tidak saja sebagai Ibu, tetapi juga sebagai Isteri, sebagai sosok yang menjadi cerminan akhlak sebuah bangsa, sosok yang mempunyai peranan amat besar dalam menciptakan dan membentuk generasi berikutnya sebagai ‘Generasi Qur’ani dan Rabbani’ atau sebaliknya.

Ibu dimata ana adalah pribadi yang luar biasa, yang rela melewati malam-malam panjang dan hari-hari yang melelahkan untuk menjaga, merawat, mendidik, melindungi sang buah hatinya. Yang tak pernah putus, terus menerus mendoakan sang anak untuk kesuksesan hidup dan kehidupannya.

Betapa peranan Ibu sangat sentral dan memang sudah layak dan sepantasnya kita memuliakan Ibu, tidak cukup hanya dengan menghormati, tapi bagaimana kita bisa mengkedepankan kepentingan Ibu diatas kepentingan duniawi lainnya. Banyak hadist-hadist yang memerintahkan kepada kita untuk memuliakan sosok Ibu, bahkan dalam Al Qur’an pun disebutkan :

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia".
( سورة الإسراء , Al-Isra, ayat 23)

Ketika kelahiran putra pertama dan kedua, sengaja ana melihat langsung dan menyaksikan proses kelahiran mereka dari awal hingga siap disusui oleh ibunya. Sayang putra yang ketiga ana tidak diizinkan untuk melihat prosesi kelahiran secara ‘Caesar’, dan ini sungguh merupakan pengalaman yang sangat luar biasa, dengan visualisasi ini ana bisa mengetahui arti perjuangan hidup dan mati, hanya untuk bisa mengeluarkan sang jabang bayi, dan kedepannya jadi bisa lebih menghargai sosok wanita, dan kenapa Allah begitu memuliakan perempuan sehingga dalam Al Qur’an dicantumkan surat khusus yang membahas tentang wanita, yaitu ‘Surat An Nisa’.

“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Luqman 31:14)

Tetapi kini peranan Ibu sudah mulai tergeser, tidak lagi menjadi sosok yang dimuliakan dan di nomor satukan oleh sang anak, dan juga peranan ibu sekarang makin bertambah, tidak saja berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya tetapi juga bagi cucu-cucunya, karena sang anak sibuk dengan urusan dunia dan tidak punya waktu lagi untuk mengurus anak, sehingga peranan ini digantikan oleh sang nenek, untuk masalah ini memang muncul perdebatan pro dan kontra, dan kita harus bijak dalam mengambil sikap dalam masalah ini.

Apapun polemik yang muncul, Ibu merupakan peranan sentral yang tidak dapat tergantikan, dan isteri juga merupakan sosok yang luar biasa, yang dengannya kita bisa berbagi masalah, bertukar pikiran, tempat berkeluh kesah, dan sebagai pendukung kita untuk terus mengusung da’wah, yang menjadi inspirasi untuk terus maju dan maju.
Insya Allah ana tidak pernah lelah dan lupa untuk terus meminta ridho sang Ibu, karena ‘Ridho allah adalah Ridho orang tua’ dan terus mengkumandangkan doa disetiap waktu dan kesempatan untuk Ibu dan Bapak.

Terima kasih Ibu….karena engkaulah ana bisa jadi seperti ini, ana bukan siapa-siapa, dan bukan apa-apa dibanding engkau, ‘Nothing compares to you’.

Terima kasih Isteriku tercinta, teman hidupku, separuh nafasku,'you are.... my inspiration'

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"