Kamis, 29 Oktober 2009

Ikhlas, seberapa bisa?

“Sesungguhnya hari ini adalah satu hari diantara hari-hari Allah, tidak pantas diisi dengan kebanggaan dan keangkuhan. Ikhlaskan jihadmu dan tujulah Allah dengan amalmu karena hari ini menentukan hari-hari yang akan datang”
(Kata-kata Khalid bin Walid, ditengah berkecamuknya Perang Yarmuk)

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Kata Ikhlas adalah suatu kata yang gampang diucapkan tapi amat luar biasa sulitnya untuk dipraktekan dan diaplikasikan dalam tindakan nyata kehidupan sehari-hari. Ikhlas lebih kepada permainan hati, artinya tidak ada seorangpun yang tahu kapasitas keikhlasan seseorang karena yang menilai ikhlas tidaknya seseorang hanya Allah SWT.

Mungkin karena begitu sulitnya untuk bisa menjadi ikhlas, posisi orang yang ikhlas atau Mukhlis ditempatkan pada tempat yang tertinggi setelah Muslim, Mukmin dan Mukhsin, bisa jadi ikhlas menjadi salah satu dari Puncak Tertinggi?

Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.

Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Mungkin seperti pidato Abraham Lincoln yang termasyur ketika dia dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat:

‘Jangan Tanya apa yang bisa Negara berikan untukmu, tapi tanyalah apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu’

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”
( سورة النساء , An-Nisa, ayat 125)

Berat betul untuk jadi ikhlas, apa kita sudah ikhlas menyerahkan diri kita kepada Allah, lalu seberapa menghujamnya kita ketika sujud, dan seberapa banyak sudah kita jihad fisabilillah dengan harta dan jiwa kita?

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta'atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)".
( سورة الأعراف , Al-Araf, Chapter ayat 29)

Mudah-mudahan kita bisa berbuat ikhlas, sebenar-benar ikhlas dan masuk golongan Mukhlis….dan jangan antum pikirin, ana sudah ikhlas kok....!

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"