Kamis, 10 September 2009

A Poor man to Unforgottable

Aneh…pagi ini tiba-tiba hati ana begitu nelangsa, apa ini efek samping dari kejadian tanggal 05 September 2009 kemarin, padahal ana sudah berusaha keras untuk berbesar hati dan berlapang dada dan ‘To Forgot’ terhadap peristiwa ini, tapi ternyata tidak mudah dan sesederhana yang ana duga, gambaran kejadian saat itu masih sering terlintas dipelupuk mata dan pikiran ana. Ada perasaan rendah diri sekarang, apalagi setiap ana lewat depan Kantor RW ada rasa gak karuan bermain-main dalam perasaan ana.
Waduh….jangan-jangan ana terkena ‘Confidence Critical Syndrome’ yang diakibatkan karena seseorang berada pada kondisi miskin atau dibawah garis kemiskinan, hahahaha….(dipaksa neh ketawanya, karena tertawalah sebelum kita harus membeli ketawa, karena ana tidak punya cukup uang untuk membelinya, hehehe…).

Dahulu Ayah ana pernah berpesan : “Anakku, bila suatu saat nanti ketika kamu dalam keadaan miskin karena sesuatu hal, jangan diperparah lagi dengan miskin iman,miskin amal dan miskin akal dan sembunyikanlah kemiskinan itu darimu”

Ana jadi ‘Negative Thinking’, sekarang. Apa ana menarik diri saja dari pergaulan di lingkungan RW dan majelis ta’lim, karena merasa sudah tidak ‘Comfortable’ dan ‘Condusive’ lagi. Kalaupun ana dalam kesusahan atau bisa jadi memang dalam kemiskinan, jangan serta merta ana dilabeli ‘Keluarga Ekonomi Lemah’ atau ‘Kaum Dhuafa’ atau ‘Fakir Miskin’, Mungkin dengan semakin tidak dikenal orang, kita jadi semakin tidak diperdulikan oleh orang lain, atau mungkin ana harus pindah tempat tinggal, hidup dalam suasana, lingkungan , tetangga dan pergaulan yang benar-benar baru.

Mungkin sehabis kegiatan syawal 1430 H, apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab, yang diamanahkan kepada ana untuk kegiatan di Masjid Nurul Firdaus telah selesai ana jalankan, ana harus sudah memikirkan dan mencari tempat tinggal baru, dan pindah dari Taman Harapan Baru, barangkali dengan lingkungan baru, tetangga baru dan suasana baru, bisa me-‘Refresh’ dan mem-‘Freeze’ segalanya.

Banyak kenangan selama tinggal di Taman harapan Baru, tapi tak ada pesta yang tak berakhir, sudah saatnya pesta berakhir, mudah-mudahan bisa seperti ‘Cinderella’ walau pesta sudah berakhir tapi masih dicari-cari karena Sepatunya tertinggal, Ana nanti akan tinggalin sepatu butut ana, biar ana dicari-cari karena sepatunya memang mengganggu pemandangan, wakakakkkkkkk....

Dalam sebuah tatapan yang kulihat….
Berdiri bersama fauna
Menatap sekeliling
Dengan keraguan terpancar diwajahnya
Nilai rasa yang cukup dalam
Perasaan iba yang bermakna
Rasanya terlalu kejam bumi yang berputar
Ingin kumaki semua
Tetapi….siapa yang salah?
Mereka berjalan bersama
Untuk satu tujuan entah kemana…?
Mereka semua berdoa untuk kebaikannya

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"