Minggu, 16 Agustus 2009

Merdeka...! Negeriku

Tujuh belas Agustus tahun Empat lima, itulah hari kemerdekaan kita, Hari merdeka…Nusa dan bangsa…Hari lahirnya bangsa Indonesia….Merdeka…! Dst..

Sepenggal Syair dari Lagu “Hari Kemerdekaan Indonesia” yang segera akan kita peringati pada tanggal 17 Agustus besok.

Biasanya jauh-jauh hari atau menjelang Puncak Peringatan Hari Kemerdekaan, diseluruh pelosok baik didesa-desa maupun dikota besar sibuk mempersiapkan segala sesuatu, dari didirikannya Gapura, pasang bendera, umbul-umbul, panggung hiburan sampai bermacam-macam perlombaan diadakan. Lalu…timbul pertanyaan Sejauh mana Urgensi kegiatan-kegiatan tersebut? Bagaimana cara kita mensikapi Peringatan 17 Agustus ini?

Karena kalau kita hitung-hitung biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini jauh lebih besar dari perolehan Zakat Fitrah, dan dana yang begitu besar menguap begitu saja tanpa ada bekas yang tersisa, kecuali rasa capek dan sampah berserakan dimana-mana.

Sangat bertolak belakang dengan para pahlawan yang telah berjuang melawan penjajah dan rela mati demi tanah airnya, dan ketika kemerdekaan sudah bisa direbut, generasi penerus mengisi dan memperingati Hari Kemerdekaanya dengan hura-hura. Penuh hiburan bukan untuk menghibur orang lain tetapi untuk menghibur diri sendiri, barangkali?.

Tidak salah dan juga tidak betul, karena katanya “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.” Dan apakah dengan cara seperti ini sudah bisa kita sebut menghargai jasa para pahlawan kita? Kenapa tidak kita manfaatkan dana yang begitu besar untuk kegiatan ini, dialokasikan untuk para janda-janda pejuang kemerdekaan yang masih hidup atau mungkin para pejuang kemerdekaan yang masih hidup saat ini, yang mungkin hidup dalam kesendirian dan tak ada yang mengurus.

Atau kita banyak-banyak bertaubat dan berIstighfar, dalam arti yang terakhir ini kita dapat memahami perintah Istighfar kepada Rasulullah SAW dalam peristiwa Fathu Makkah, ketika Rasulullah berhasil menduduki kota Mekkah, telah merdeka dan bebas untuk berda’wah di kota Mekkah. Beliau tidak memperingati kemenangan tersebut dengan hura-hura tetapi dengan banyak bertasbih memuji Allah SWT dan beristighfar.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji tuhanMu dan Istighfar mohon ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat” ( An Nasr, ayat 1-3 ).

Mudah-mudahan kita bisa mengisi kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya.kalau kita tidak bisa berbuat baik untuk orang lain, paling tidak kita baik kepada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"