Hari Kamis tanggal Sembilan bulan April kemarin, bertepatan dengan Pemilihan Umum Legislatif, Ana dapat tugas menjadi saksi untuk PKS di TPS 148, RT 002/ 025 Kel. Pejuang. Tadinya ana mau bawa buku bacaan, biar bisa membaca sambil menunggu proses pencontrengan selesai, tapi karena buru-buru ana lupa bawa, jadilah ana tulis-tulis bikin cerita pendek untuk mengusir waktu dan lalat yang berterbangan, tadinya ana mau coba bikin kisah yang nyeleneh dengan gaya bahasa yang awut-awutan, yang memporak porandakan kaidah bahasa Indonesia, tapi ana takut dituduh tidak Nasionalisme. Jadi ana bikin cerita dengan judul “JAHANAM” ini dengan bahasa yang sejahanam-jahanamnya hehehehe… Dan yakinlah bahwa ini semua hanya cerita, jangan terlalu dibaca serius yah…!
Malam merangkak tertatih-tatih semakin kelam semakin dingin, bulan kabangan tersenyum lirih melihat Bewok sang preman kampung yang gontai berjalan menahan tubuhnya yang tambun dan kepalanya yang berat disesaki berbagai masalah dan berbotol-botol arak yang ditenggakannya.
Gontai dan terseok-seok bewok berjalan meninggalkan saung ditengah kuburan cina yang sudah tidak terurus lagi, setelah selesai pesta miras bersama konco-konconya sesame preman kampung, dia berjalan menyusuri jalan becek sisa hujan tadi sore, setelah melewati tanah lapang menuju ujung gang. Entah karena pengaruh alcohol atau karena bobot tubuhnya yang lebih dari 100 Kg, bewok limbung dan terjatuh “Gedebrug Pruaaak” terjerembab kedalam Lumpur. “ Ahh dasar jahanam “ umpat bewok memaki dirinya sendiri .
Bewok mencoba bangkit dengan sisa tenaganya, dia sudah tidak mampu lagi untuk berdiri dengan kedua kakinya, akhirnya dia merangkak melewati jalan becek menuju kamar kontrakannya yang tidak jauh lagi, merangkak seperti anjing yang pincang kedua kakinya.
Akhirnya tiba juga bewok dikamar kontrakannya, baru saja melewati pintu kamar kontrakannya, perutnya terasa mual dan mulas laksana gunung berapi yang siap memuntahkan laharnya. Bewok muntah-muntah, muntah yang bercampur darah dan bau alcohol, perutnya melilit dan kepalanya berputar-putar tak karuan, dia memaki-maki lagi “ Dasar jahanam, ngasih minuman apa si pesek?” terus bewok meracau dan belum sempat habis caci maki dan sumpah serapahnya, bewok tumbang dan tergeletak diatas muntahannya sendiri, dia tertidur di kamar sang jahanam, diatas lantai yang menjadi jahanam karena kejahanamannya, bewok tertidur entah sampai kapan…..?
Bewok terbangun ketika matahari tepat diatas ubun-ubun, karena suara gaduh anak-anak yang berteriak-teriak mengejar layang-layang putus, karena suara teriakan penjual minyak tanah yang mencari pembeli, karena celoteh lelaki genit yang menggoda Mbak Benol penjual Jamu Gendong.
Bewok bangkit dari sisa-sisa muntahan yang sudah mulai mongering, menggerutu gak karuan “Jahanam! Berisik sekali anak-anak itu, dasar anak jahanam”, bewok bangkit dan diambilnya handuk lalu mencuci muka dan mengganti baju, dia pergi meninggalkan rumahnya yang semakin kumuh karena tidak pernah dibersihkan, pergi menuju Pasar Jingga untuk meminta jatah preman kepada para pedagang yang menggelar dagangannya disana. Uangnya digunakan untuk makan, rokok dan kembali menggelar pesta miras pada malam harinya.
Di ujung jalan bewok bertemu dengan Pesek temannya sesama preman kampung.
“Eh…Pesek, minuman apa semalam yang kamu kasih, hingga bikin aku jadi gak karuan begitu”. Tanya bewok.
“Oh…itu minuman terbaru merk Jahanam, alcohol campur spirtus hehehe…asyik kan?” jawab Pesek.
“Dasar jahanam kau, benar-benar jahanam itu minuman, tapi bolehlah kita coba lagi nanti malam”
“Oke! Kutunggu ditempat biasa kita mangkal nanti malam”
Mereka berpisah untuk sama-sama mencari uang untuk kebutuhan pokoknya setiap malam, kegiatan mereka setiap malam adalah menggelar pesta miras, mereka adalah pecandu-pecandu berat miras, darahnya tidak lagi berwarna merah tetapi sudah berwarna ungu, darahnya telah bercampur alcohol, atau mungkin sudah tidak ada darah lagi dalam pembuluhnya. Nafasnya adalah alcohol, nafasnya seperti dengus naga yang mengeluarkan api, mereka tidak sadar padahal teman satu komunitasnya ada yang mati karena terbakar hidup-hidup karena alcohol.
Si Debleng mati karena terbakar, ketika itu setelah pesta miras bubar, debleng pulang kekontrakannya, sudah mabuk berat sekali dia, apabila berbicara muncul aroma alcohol yang menusuk hidung dari mulutnya. Sesampai di kontrakannya ditemuinya kamarnya dalam keadaan mati lampu, maka debleng menyalahkan lilin untuk menerangi kamarnya, sekitar lima belas menit kemudian lampu kembali menyala, bergegas debleng meniup lilin untuk mematikannya, belum sempat untuk meniup dengan nafasnya, tiba-tiba api lilin menyambar mulutnya dan membakar mulutnya, merayap cepat membakar paru-parunya dan isi perutnya, tubuhnya terbakar cepat laksana kayu baker yang disiram bahan baker minyak.
Debleng terbakar hidup-hidup, terbayang dalam sorot matanya jahanam yang lebih dahsyat menantinya, neraka jahanam dunia telah mengazabnya dan menghanguskan tubuhnya dan melelehkan kulitnya, debleng berteriak histeris berlari menerobos pintu kamarnya dan terus berlari menghindari rasa sakit yang terus memburunya, hingga akhirnya debleng menceburkan dirinya kedalam comberan yang penuh kotoran dan sampah, api itu tetap tidak padam, terus menyala membakar nadinya yang berisi alcohol, debleng mati tengkurap dalam comberan, debleng mati terhina seperti dirinya yang menghamba pada kehinaan. Ruhnya terbang melayang dan berkata “Akulah penghuni Jahanam”.
“Inilah neraka jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.“
( سورة الرحمن , Ar-Rahman, ayat 43)
Bewok melanjutkan perjalanannya menuju Pasar Jingga dan mulai memalak para pedagang yang berjualan di pasar tersebut. Setelah uang terkumpul bewok pergi ke warteg ‘Sudi Mampir’ untuk mengisi perutnya yang kosong terkuras habis semalam.
Malam tiba dan malam ini tidak seperti malam kemarin, malam ini cerah dan terlihat kabut galaksi bima sakti dilangit lepas. Bewok berjalan terseok-seok karena bobot tubuhnya, ditangannya lima botol minuman keras berlabel ‘Jahanam’ ditentengnya menuju saung tempat biasa para preman kampung berkongkouw untuk Pesta Miras.
Akhirnya mereka berkumpul, tampak hadir semua malam ini, ada Pesek, ada Gepeng, ada Jurik, ada Kampleng dan si Bewok.
Sambil tertawa-tawa mereka mulai membasahi kerongkongannya dengan alcohol, terus tertawa dan ditempat lain sang Iblis pun tertawa, Iblis punya banyak teman nanti di neraka hahahaha….
Tepat pukul 01.00 dini hari pesta miras usai sudah, masing-masing kembali kerumahnya, hilang sebagian masalah di otak mereka dan akan datang masalah yang lebih besar ketika mabuk datang. Malam ini bewok tidak semabuk malam kemarin, dengan sedikit terhuyung bewok pulang menuju kamar kontrakannya, baru saja keluar dari area kuburan, bewok bertemu dengan mbak Benol penjual jamu yang sering lewat depan kamar kontrakannya.
“Mau kemana mbak Benol pagi-pagi buta begini?” sapa bewok
“Anu mas! Aku mau belanja untuk keperluan jamu besok, kalau siang dikit suka tidak kebagian” kata mbak Benol.
Entah apa yang ada dibenak si Bewok, tiba-tiba saja tumbuh dua tanduk dikepalanya dan tulang ekornya tumbuh memanjang merobek kulitnya, memanjang dan semakin memanjang, meruncing di ujungnya. Bewok menjelma menjadi iblis atau iblis berubah bentuk, keduanya tak ada bedanya.
Sekonyong-konyong Bewok membekap mulut mbak Benol dan menyeretnya kedalam area kuburan, merobek-robek baju mbak Benol dan menelanjanginya, bewok membisikan kata-kata manis, tapi sangat pahit ditelinga mbak Benol.
“Benol…puaskan diriku, sudah lama tidak lagi kucium aroma tubuh wanita”
“Ayo Benol! Gairahku sudah membara”
Mbak Benol diperkosa Bewok, dibawah langit yang sudah berubah menjadi jingga, diatas pusara yang menganga dijarah pencuri. Mbak Benol pingsan tak percaya dengan apa yang dialaminya.
Setelah bewok puas menyetubuhi wanita yang bukan isterinya, dia pergi meninggalkan Mbak Benol yang terkapar.
Mbak Benol siuman dari pingsan dan didapati setengah tubuhnya telanjang, benol ingat apa yang barusan terjadi pada dirinya, Bewok si Jahanam telah menidurinya, meniduri yang bukan haknya. Benol histeris berteriak dan memaki-maki Bewok “Jahanam kau Bewok!, aku akan kirim kau keneraka jahanam”.
Mbak Benol bangkit dan dirapihkan tubuh dan pakaiannya, berjalan kembali kerumah untuk menceritakan kejadian amat buruk dalam perjalanan hidupnya kepada Si Kuntit suaminya.
Mendengar kisah tragis yang dialami isterinya, Kuntit meradang dan kesumat membelenggu hatinya. Kuntit pergi mencari teman-temannya dan mengumpulkan sekitar enam orang temannya untuk mewujudkan rencana jahat membalaskan dendamnya kepada Bewok.
Berenam mereka menuju kamar kontrakan Bewok, didapatinya Bewok masih tertidur pulas, tanpa ba bi bu lagi, ditelikung tangan si Bewok kebelakang dan diikat kuat-kuat, Bewok diseret menuju kuburan cina yang tak terurus.
Tiba dikuburan cina, mereka melucuti pakaian bewok satu persatu hingga bulat-bukat dia telanjang, bewok coba meronta dan memohon ampun, tapi seperti dosa yang tak berampun, mereka semakin tak terkendali dan menumpahkan air keras pada kemaluan bewok, bewok menjerit kesakitan, rasa sakit yang tak terperi, teriakannya menggema pada dinding neraka jahanam, mereka tidak langsung membunuhnya tetapi menyiksanya perlahan-lahan.
Dan ketika Bewok sudah tak mampu lagi bertahan, mereka membuang bewok kedalam Lumpur dan membakarnya hidup-hidup. Bewok mati dalam keadaan hina sehina-hinanya, tak ada lagi entah motto atau slogan atau yang begitu diyakini oleh Bewok yang menggantung di dinding kamarnya, yang berbunyi : When I die, I’ll go to heaven because I’ve spent my time in hell ( Pabila aku mati, aku akan masuk surga karena kuhabiskan waktuku di neraka ).
Mayat bewok tergolek disana dan tak ada seorangpun yang mau mengurus hingga polisi dating dan membawanya ke rumah sakit.
Nun dikejauhan terdengar orang tilawah Al Qur’an yang menggema keras lewat pengeras suara masjid, membacakan Surat Al Araf, ayat 179, yang berarti :
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.”
( سورة الإسراء , Al-Isra, ayat 18)
Konco-konco Bewok tetap menjalankan aktifitas buruknya, dan tak ada seorangpun yang sadar bahwa kejadian yang terjadi pada Debleng dan Bewok bisa menimpa dirinya kapan saja.
TAMAT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar