Jumat, 10 Mei 2013

Untuk mereka...

Waduh…iseng-iseng buat puisi yang ditujukan kepada mereka yang berusaha dan sedang berusaha untuk terus mensucikan jiwanya, mungkin bisa mengikuti jejak Khalil Gibran, Jalaludin Rumi, WS Rendra atau Taufik Ismail, Siapa tahu….?


Mereka yang bangkit dikegelapan malam
Dalam dingin dan hening
Dalam rasa kantuk yang membebani pelupuk matanya
Dalam harap dan harap yang tak pernah putus
Dalam doa yang senantiasa berkumandang
Dalam dzikir yang menggema menembus langit ke tujuh
Dalam diam dikedalamn hatinya
Tertunduk….terkesima….terlena….
Mengikuti ruhiyahnya yang terbang dalam palung hatinya
Jauh…jauh menembus ruang dan waktu
Berdiri dalam fauna dimensi penuh cahaya
Yang gemerlap menerangi langit dunia
Jiwanya belum lagi suci.

Mereka yang berdiri ketika matahari tergelincir
Berharap ada perbaikan dalam lakunya
Bermunajat kepada khaliknya
Dalam hiruk pikuk dunia
Dalam kesemerawutan jalan-jalan yang sudah tidak layak lagi
Dalam deru dan asap yang menyesakan dada
Dalam keringat yang tak lagi bercucuran
Tertunduk…terkesima…terlena….
Mengikuti hawa nafsunya yang tanggal satu persatu
Jauh…jauh terbang dalam terik matahari
Berdiri di batas cakrawala
Yang suram karena nestapa
Jiwanya belum lagi suci

Mereka yang berjalan dalam lapar dan dahaga
Menyusuri jalan Jakarta yang berdebu
Melewati gang-gang pengap yang penuh caci maki
Atau duduk dalam ruang dingin berpermadani
Atau berdiri dibawah terik matahari yang tak lagi sembunyi
Dalam dahaga yang membakar kerongkongannya
Dalam lapar yang membelit ususnya
Dalam perputaran waktu yang terus berputar
Tertunduk…terkesima…terlena….
Mengikutinya rasa ini yang enggan lagi berpaling
Jauh…jauh melintasi alam bawah sadarnya
Berdiri dikejauhan
Yang tak lagi bisa dijangkau
Jiwanya belum lagi suci.


Mereka yang bertaubat dalam masjid-masjid
Berkumandang lafadz zikir
Membelah hening malam
Menerobos barikade nafsu hewani
Memporak porandakan buaian kenikmatan
Memberangus kemaksiatan
Dalam sesal yang kian tanggal
Dalam tangis kemerdekaan
Dalam bahagia yang dating menghantam bertubi-tubi
Dalam hati yang kian menampakan sinarnya
Tertunduk…terkesima…terlena….
Mengikuti debar jantungnya
Jauh…jauh melayang dalam harap dan cemas
Berdiri ditepian jurang
Yang tak lagi dalam
Jiwanya belum lagi suci

Semua berlalu mengikuti bumi yang berputar
Asa itu telah direngkuh
Harap itu mulai bisa diraih
Sinarnya mulai hadir
Menyinari segenap jiwanya
Mengisi aliran darahnya
Berbahagialah………….
Beruntunglah…………..
Untuk mereka yang mensucikan jiwanya.
Dan untuk mereka yang tetap mensucikan jiwanya.


sesungguhnya beruntunglah orang yang Mensucikan jiwa itu,
( سورة الشمس , Ash-Shams,ayat 9)

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"