Beberapa waktu yang lalu ana pernah menulis tentang momentum, yaitu perubahan drastis yang dialami seseorang kearah yang lebih baik.
Tapi hingga saat ini ana masih bertanya-tanya bagaimana momentum itu bisa terjadi pada diri seseorang, apakah terjadi dengan tiba-tiba? Atau karena reaksi yang muncul akibat ada aksi dari kita? Ada beberapa jawaban tentang masalah ini tetapi tidak membuat ana menjadi puas dengan jawaban tersebut.
Ada sebuah kisah, seseorang bercerita pernah mengalami suatu pengalaman spiritual yang diluar batas pemikiran beliau, atau bisa kita sebut beliau sebenarnya memperoleh sebuah momentum, tetapi beliau tidak pernah menyadari karena seharusnya ‘Spiritual Experience’ beliau bisa merubah perilaku ibadahnya kepada Allah, karena momentum tersebut tidak mungkin dialami oleh banyak orang, lalu kenapa?
"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan".
( سورة الأنعام , Al-Anaam, ayat 88)
"Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)".
( سورة غافر , Ghafir, ayat 13)
Dalam fisika, momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut. Secara matematis ditulis :
p = mv
Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum sebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka momentum benda tersebut juga bertambah besar.
"tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku".
( سورة الزخرف , Az-Zukhruf, ayat 27)
dari penjelasan diatas dapat ana simpulkan, bahwa besar tidaknya sebuah momentum dapat terjadi karena kualitas ataupun kuantitas ibadah seseorang terhadap Allah juga besar. Semakin tinggi kualitas ibadah dan semakin banyak kuantitas ibadah, maka momentum yang diterima seseorang juga akan semakin besar, wallahu a’lam……
mungkin diibaratkan sebuah mobil yang bermassa besar dan berkecepatan besar menabrak sebuah dinding, maka momentum yang ditimbulkan akan semakin besar, dibanding dengan sebuah mobil yang bermassa besar tetapi dalam kondisi diam, mungkinkah akan muncul momentum pada mobil tersebut?.
Momentum harus dicari dan diusahakan, kita harus terus bergerak dengan percepatan maksimal agar momentum tersebut akan cepat kita dapatkan.
By the way….ana belum dapat momentum juga nih, lain waktu kita bahas masalah ‘Tazkiyatun Nafs’, karena tema ini begitu rumit untuk ana pahami, karena jiwa yang bersih itu seperti apa sih? Ana masih mencari-cari jawaban sampai saat ini walau sudah coba membaca ‘Ihya Ulummudin’ karya Imam Al Ghazali dan penjabarannya dalam ‘Tazkiyatun Nafs' karya Said Hawwa, barangkali akhi bisa membantu ana?
Selasa, 20 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar