Ahlan wa Sahlan Ramadhan

Tak terasa sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh pengampunan, bulan yang bagi sebagian orang merupakan bulan yang hari-harinya diisi dengan berbagai macam penganan, yang hampir setiap hari bertemu dengan kolak, dari kolak pisang sampai kolak durian.

Bulan yang bagi sebagian orang begitu mengasyikan untuk terus menerus berupaya mensucikan jiwanya, bulan yang untuk sebagian orang begitu menggiurkan untuk terus berperang melawan hawa nafsu, dunia, milik, kekuasaan maupun kesombongan, bulan yang untuk sebagian orang begitu amat dinanti kehadirannya sebagai sarana untuk menjadi Tattaqun.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”
( سورة البقرة , Al-Baqarah, ayat 183)

Puasa sangat tidak sesederhana seperti yang kita duga, puasa sesungguhnya tidak semata hanya untuk menahan rasa lapar dan dahaga, puasa adalah upaya kita untuk menahan segala bentuk hawa nafsu, mengendalikan panca indra, Imam Al Ghazali membagi puasa dalam 3 (tiga) tingkatan :

1. Puasa Orang Awam, yaitu puasa mereka yang hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga.

2. Puasa Orang Shaleh, yaitu mereka yang berpuasa selain melawan rasa lapar dan haus, mereka juga menahan semua panca indranya dari melihat yang diharamkan atau berbicara yang tidak sepatutnya.

3. Puasa para Nabi, yaitu jiwa dan raganya berpuasa, tak ada terlintas sedikitpun dalam hatinya buruk sangka atau lintasan-lintasan penyakit hati berkembang dalam hatinya.

Berdasarkan tingkatan diatas, sudah sejauh mana kualitas puasa kita? Mudah-mudahan paling tidak kita bisa meraih predikat tingkatan kedua, tidak salah untuk mempersiapkan jiwa dan raga kita untuk menghadapai dan menyambut ramadhan yang sebentar lagi tiba. Dan merupakan momentum yang mengasyikan untuk kembali berkaca pada diri kita atas kilas balik setahun belakangan ini dan menyusun target-target yang ingin dicapai pada Ramadhan kali ini.

Ahlan wa Sahlan Ramadhan…