Senin, 09 Februari 2009

Spiritualisasi Sains

Ana coba menulis sedikit panjang neh, jangan bosen membacanya.

"Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat," ( سورة الحج , Al-Hajj, ayat 3)

Banyak yang beranggapan bahwa sains kontradiktif dengan sesuatu yang bersifat spiritual, antara spiritual dengan sains tidak bisa homogen, bersinergi antara keduanya, masing-masing berada pada polar yang berbeda.
Lalu apakah Science Development telah membawa kebahagian yang hakiki bagi manusia? ini adalah keluhan Albert Einstein sejak eksperimen reaktor nuklir Enrico Fermi, pembuatan plutonium dalam reaktor B di Nevada sampai pada Manhattan Project, rasa khawatir itu telah bersemi dan puncaknya adalah ledakan Little Boy dan Fat Man, dua bom nuklir Amerika Serikat di Nagasaki dan Hirosima yang menelan ribuan korban karena radiasi.
Sains tidak bisa berjalan sendiri tanpa landasan spiritual yang kental dan kuat, karena pada akhirnya akan muncul arogansi dihati manusia dan merasa lebih hebat dari Allah SWT, seperti arogansi ilmuwan Duke University Medical Center, North Caroline yang mengklaim kloning manusia lebih mudah ketimbang kloning hewan, ekstrimnya mereka bisa menciptakan manusia-manusia baru dengan kelebihan-kelebihan yang dikehendaki, pada akhirnya akan muncul penyembah-penyembah berhala baru, Sains adalah Tuhan.

"Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun". ( سورة الروم , Ar-Ruum, ayat 29)

Spiritual juga tidak bisa berjalan sendiri tanpa sains, karena setiap amal tanpa sains akan tertolak, spiritual yang diaplikasikan dan diimplementasikan tanpa sains akan membuat kita menjadi taqlid, menjadi umat yang tidak produktif, kreatif dan inovatif, terbelenggu dalam rutinitas semu tanpa makna.
Spiritual tanpa sains akan menimbulkan pengkultusan individu, yang pada akhirnya akan memunculkan penyembah-penyembah berhala baru, pengkultusan individu yang dimaknai salah sebagai Wali Allah, dan kedudukan wali berada di atas tuhan, mereka lebih mendengar celoteh sang wali ketimbang firman Allah SWT.

Spiritual dan sains tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, ibarat dua sisi mata uang yang saling berkaitan, bersimbiosis mutualisme.
Kita tidak bisa menarik benang merah atas kejadian alam semesta, tidak bisa mentadaburi alam sekitar kita tanpa Sains. dengan sains kita bisa mengamati dan mengagumi alam semesta, luasnya jagat raya, betapa keduanya saling terikat dan terkait membentuk sebuah mata rantai yang maha panjang, dan bisa dibayangkan ketika salah satu mata rantai tersebut terputus, hilangnya peradaban, peradaban manusia.
Sinergi antara spritual dan sains akan melahirkan pribadi-pribadi pilihan, seorang mu'min yang mencintai Allah dan Rasulnya melebihi kecintaan terhadap dirinya, seorang mujahid yang terus bertempur walau darah dalam tubuhnya telah kering.
Untuk menggapai surga, untuk mendapatkan hidayahnya kita harus mampu menciptakan jalan menuju kepadanya, dan merupakan suatu keharusan kita memerlukan Spiritual ( Semangat beribadah, beramal, bersedekah, dll ) dan Sains ( Ilmu Pengetahuan ).
Dan merupakan tugas berat bagi kita sebagai muslim bagaimana kita bisa menggabungkan keduanya dalam usaha menuju Spiritualisasi Sains.

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"