Selasa, 29 Mei 2012

Mutaba'ah Yaumil


Lebih kurang seperempat abad yang lalu, ada tugas kuliah yang harus ana kerjakan bersama-sama. Dan waktu itu ana dan teman seangkatan begadang dirumah salah satu teman, ada tulisan di dinding kamarnya yang cukup menggugah jiwa pada saat itu, tulisan itu berbunyi :

“Alangkah banyaknya kuhabiskan waktuku pag idan petang untuk perbuatan tak berarti, sedang pada saat itu kain kafanku sedang ditenun tanpa kusadari”

Sempat beberapa saat ana merenung, betapa dalam apa yang tersirat dalam tulisan tersebut, walau pada kenyataannya tetap saja ana melakukan perbuatan-perbuatan brengsek dihari-hari berikutnya, seakan tulisan itu menguap begitu saja.

Entah suatu kebetulan atau memang sudah merupakan kelanjutan dari episode diatas, beberapa tahun kemudian ana mendapati lagi tulisan dari Sayyid Hasan Al Banna yang isinya seperti ada kesinambungan dari tulisan yang ada di dinding kamar teman ana, bunyinya seperti ini :

“Ada dua kendaraan menuju kampong akhirat yaitu: siang dan malam, apabila engkau lemah pada siang hari, maka kuatkanlah pada malam hari, dan apabila engkau lemah pada malam hari, maka kuatkanlah pada siang hari”

Serta merta ana jadi makin berpikir pada saat itu, betapa banyaknya waktu pagi dan petang yang dihabiskan untuk perbuatan yang tidak sedikitpun mendatangkan kebaikan untuk diri ana sendiri, ditambah lagi dengan waktu siang dan malam yang makin melemahkan ruhiyah ana, sampai-sampai ana punya semboyan nyeleneh pada saat itu, semboyannya jahiliyah :

“Apabila aku mati…aku akan masuk surga, karena banyaknya kuhabiskan waktuku di neraka”

Walah….seandainya waktu bias dijungkir balikan, mungkin akan ana mulai lagi semuanya dari awal yang baik untuk terus menjadi lebih baik, Tapi Alhamdulillah ana ingat salah satu ayat dalam Al Qur’an yang berbunyi :

“dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan” . ( سورة ال ضحى , Ad-Dhuha, Ayat 4)

Dan sebuah kata bijak yang bunyinya saja ana ingat, yaitu :

“Allah memberi karunia kepada siapa yang dikehendakiNYA dan memberi petunjuk kepada siapa yang sungguh-sungguh datang kepadaNYA”

Berdasarkan ayat dan kata bijak tersebut, ana coba bermuhasabah dan coba menapaktilasi jejak-jejak langkah yang pernah ana lalui, Ahh… betapa banyak lintasan peristiwa yang tidak sedikitpun membuat ana bangga…apalagi bahagia, berangkat dari hal tersebut dan berdasarkan taujih dan tausyiah dari sang ustadz, ana memulai membuat daftar mutaba’ah yaumil atau table ibadah harian dengan target serba minimalis, seperti : Shalat Subuh dan Shalat Fardhu lainnya harus dilakukan berjamaah di masjid, Qiyamul lail, Shalat Dhuha, Puasa Sunah, tilawah Al Qur’an beserta maknanya, dsb, dst.

Walau ternyata realisasinya jauh dari target minimalis tersebut, masih banyak yang tidak bisa terpenuhi, sampai-sampai ana berpikir, masih layakkah ana diakhirat nanti ikut dalam antrian menuju pintu surga?, atau apa layak ketika ana berdoa, ana menyebut kata hamba, ketika hati, pikiran dan jasad ana belum benar-benar menghamba kepada Allah SWT.

Ternyata….ana belum bias apa-apa untuk memenuhi target mutaba’ah yaumil ini, masih harus terus berusaha, berupaya dan berdoa. Ada satu doa yang selalu ana panjatkan setiap hari, moga-moga doa ini akan terkabul :

“Ya Allah berilah segala kebaikan kepadaku, kebaikan yang daku damba”

Dan….mudah-mudahan dengan terus meningkatkan mutaba’ah yaumil ini, ana bias menikmati saat sakratul maut datang dan bias mati dalam keadaan tersenyum walau ketika hidup ana jarang tersenyum……hahaha...

Tidak ada komentar:

SearchSight.com

"Changing the Way that the World Looks at the Internet!"